(Lubertus Agung)
Kita sering kali menebarkan janji kepada seseorang atau sekelompok orang untuk bertemu. Entah bertemu
membicarakan sesuatu hal yang penting atau hanya sekedar ngobrol mengisi waktu yang kosong. Aroma
janji membuat orang terpikat untuk segera berpapasan. Ada bermaca-macam janji. Misalkan janji
mentraktir teman makan di sebuah warung, ada
juga janji hanya untuk mengobrol biasa saja, janji mengunjungi
sesama, perjanjian kontrak kerja, janji hidup seia sekata, sehidup semati dalam
perkawinan, dan lain sebagainya. Apa pun bentuk janji itu pada hakekatnya harus ditepati. Janji itu bukan sekedar sebuah pemanis bibir
saja. Tetapi dibalik itu menunjukkan siapa kita sebenarnya. Janji itu
menunjukkan iman. Kita dipercaya orang
lain karena menepati sebuah janji yang kita ucapkan. Sebaliknya kita tidak
dipercaya orang lain karena mengingkari janji. Dari situ orang mengenal pribadi
kita secara lebih dekat dan mendalam. Di
dalam janji tergambar kepribadian kita dan diketahui jelas hakekat diri kita. Menepati janji akan membuat orang lain senang
dan bahagia. Menepati janji juga akan terjadi sebuah interaksi cinta satu sama
lain. Sebaliknya mengingkari janji akan membawa kekecewaan dan Lebih dari itu mungkin menimbulkan kebencian
serta permusuhan satu sama lain. Dengan menepati janji berarti kita menjalankan
ajaran Tuhan tentang cinta kasih. Kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri.
Inilah hakekat sebuah janji yang ditepati. Jadi menepati janji kepada orang
lain menunjukkan rasa cinta kita kepada sesama. Pertanyaannya: Sejauh mana saya
menepati janji yang saya ucapkan kepada orang lain? Dalam hal apa saja saya
membuat janji? Seberapa sering saya
mengingkari janji ? Atas dorongan siapa saya membuat janji? Atas
dorongan Roh Kudus atau dorongan dari diri sendiri semata? Marilah kita belajar
pada Janji Yesus sendiri.
Janji
Yesus itu bukan sebatas pada ucapan tetapi
terwujud dalam tindakan nyata. Janji-Nya sungguh nyata. Janji Yesus yang
besar tampak jelas ketika Ia hendak
meninggalkan para murid-Nya saat sebelum Ia naik ke surga. Bahwa sebelum naik ke surga, Ia menjanjikan
Sang penghibur bagi para murid-Nya, yakni Roh-Nya, Roh Kebenaran, Roh Kudus.
Janji Yesus itu tidaklah meleset. Ia tidak mengingkari janji-Nya. Ia
sungguh-sungguh menepati janji-Nya.
Janji-Nya itu terlaksana tepat pada hari ke lima puluh sesudah
kebangkitan-Nya. Dimana Hari kelima puluh itulah kita sebut sebagai hari
Pentakosta. Maka pentakosta berarti hari kelima puluh, sebab pesta ini
dirayakan lima puluh hari sesudah Hari Raya Paskah. Apa yang terjadi saat itu?
Saat itu Yesus benar-benar mengirimkan Roh Kudus-Nya turun atas para rasul dalam rupa lidah-lidah
api. Roh Kudus yang turun saat itu sebagai Sang penghibur bagi para murid yang
sedang gunda gulana dan ketakutan.
Peristiwa inilah yang menjadi sejarah besar dalam perjalanan Gereja
hingga sekarang ini. Karena dengan berhembusnya Roh Kudus atas para Rasul telah
mengubah diri mereka menjadi pribadi yang penuh semangat dan makin berani.
Mereka menjadi semangat dan berani mewartakan Yesus yang telah bangkit dan naik
ke surga itu. Semangat dan keberanian para rasul karena kuasa Roh Kudus itu telah
menjadi semangat para Bapa-Bapa Bangsa dari abad-keabad hingga sekarang ini
yang dimiliki oleh hierarki Gereja. Janji yang diberikan Yesus kepada Para
murid-Nya telah membuahkan hasil yang berlipat ganda di mana Roh Kudus yang
satu dan sama menyertai dan membaharui Gereja. Kita yakin bahwa sampai
sekarang Roh Kudus tetap melaksanakan karya pembaharuan-Nya. Ia
membaharui muka bumi. Ia membaharui karya Gereja. Konsili Vatikan II menyebut
Gereja sebagai umat Allah yang sedang dalam perjalanan menuju rumah Bapa. Dalam
perjalanannya Gereja mengalami pasang dan surut, tetap jatuh bangun bergerak
maju. Ia selalu dinamis. Dinamisator
yang membuat Gereja selalu dapat membaharui diri sesuai dengan tuntutan zaman
adalah Roh Kristus sendiri. Roh yang telah dijanjikan-Nya.
Bagaimana Roh Kudus itu bekerja secara nyata
membaharui Gereja dan dunia ini?
Hal ini kita perlu membaca pengalaman Paus
Yohanes Paulus II, yang merupakan salah satu pengganti Petrus untuk memimpin
Gereja. Ketika Roncalli dipilih menjadi
Paus dalam usianya yang sudah lanjut, banyak orang berpikir bahwa ia hanyalah
seorang Paus peralihan. Tetapi, ternyata Paus tua ini banyak membuat kejutan
untuk Gereja. Roncalli yang kemudian
dikenal sebagai Paus Yohanes Paulus XXIII itu diakui sebagai Paus yang
membaharui kehidupan Gereja. Dialah yang melahirkan motto ‘aggiornamento’ yang
berarti “Gereja harus senantiasa membaharu diri sesuai dengan tuntutan
zaman”. Diceritakan bahwa pada awal masa
pelayanannya sebagai Paus, secara simbolis ia meminta agar seluruh jendela di
Vatikan dibuka selebar-lebarnya. Gereja harus terbuka terhadap dunia supaya
udara segar dapat masuk dan pandangan dapat jauh ke depan.
Salah
satu keputusan yang paling menggemparkan di zamannya adalah ketika beliau
memutuskan untuk mengadakan konsili, yakni sidang agung para uskup sedunia.
Diceritakan bahwa sesudah beliau mengumumkan akan diadakan Konsili, beliau
sendiri terkejut dan bingung. Bermalam-malam beliau tidak dapat tidur. Entah
bagaimana pada suatu malam yang sangat menggelisahkan, tiba-tiba beliau berkata
pada diri sendiri, “Roncalli, mengapa engkau bingung dan gelisah? Konsili itu
urusan Roh Kudus, sama sekali bukan urusanmu!”
Sejak saat itu beliau dapat tidur dengan nyenyak.
Konsili Vatikan II berjalan dengan mengesankan dan penuh kejutan. Semua orang
mengakui Konsili Vatikan II adalah karya Roh Kudus abad ini. Konsili Vatikan II
tidak hanya membaharui Gereja, tetapi juga membaharui dunia.
Pengalaman
bingung dan takut para murid hampir selaras dengan pengalaman Paus Yohanes
XXIII. Mereka menjadi bingung dan takut karena Roh Kristus saatnya belum datang
kepada mereka. Ketika Yesus menepati janji-Nya bahwa akan
mengirimkan Roh Kudus kepada mereka, maka segala perasaan bingung dan takut
hilang lenyap. Yang ada adalah semangat dan keberanian.Mereka menjadi semangat
dan berani untuk mewartakan kerajaan Allah dan menjadi saksi Kristus. Dan
ketika Roncalli tidak dapat tidur, Tuhan membisikan bahwa Roh Kudus yang akan
mengurus konsili barulah menikmati tidur malamnya. Dengan bantuan Roh Kudus
itulah rencana besar Sri Paus saat itu
terlaksana. Janjinya yang besar untuk mengadakan konsili akhirnya terwujud.
Roh
yang dijanjikan Yesus itu juga menyertai kita sampai saat ini dan sepanjang
hidup kita di dunia. Yesus menjanjikan Roh Kudus kepada para murid-Nya berarti
Ia juga menjanjikan itu kepada kita saat
ini. Ia menurunkan Roh Kudus kepada para
rasul-Nya, berarti Ia juga menurunkan-Nya kepada kita. Perbedaannya: Roh
Roh Kudus yang turun ke atas para Rasul datang dalam rupa lidah-lidah api.
Tetapi, Roh Kudus yang tercurah kepada kita melalui pembaptisan dan krisma. Banyak
hal yang membuat kita gelisah, cemas, dan takut dalam menjalankan kehidupan
kita. Kita gelisah dan takut mungkin karena Roh Kudus kurang mendapat tempat di
hati kita. Barang kali hati kita tidak terbuka terhadap kehadiran Roh Kudus dan
peran-Nya di dalam hidup kita. Dengan tidak menyadari peran Roh Kudus, maka
kita mudah putus asa, mudah tidak menepati janji atau mengingkarinya yang mana
janji itu sebetulnya sangat penting bagi kita. Karena menepati janji menggambarkan kualitas iman dan kasih kita kepada sesama yang dalam terang Roh
Kudus. Semoga dalam peziarahan hidup ini
tak henti-hentinya kita mendengarkan dan menyadari peran Roh Kudus, sehingga
kita dapat menepati janji yang kita ucapkan kepada sesama dan kepada Tuhan, sekecil apapun janji yang kita ucapkan itu. Dan
dengan menyadari peran Roh Kudus, Roh Kristus, sudah pasti bahwa kita selalu
menepati janji yang membawa kita kepada persekutuan cinta kepada sesama dan
kepada Tuhan sendiri. Jangan pernah menganggap remeh sebuah janji yang kita
berikan kepada siapa saja, sekecil dan sesederhana apa pun janji itu karena di
dalamnya mengandung karya Roh Kudus yang
besar, yang menghantar kita kepada hukum Tuhan, yakni hukum cinta kasih. Boleh kita
memberikan janji kepada sesama, tetapi yang paling penting adalah kita
menepatinya, seperti Yesus Kristus menepati janji-Nya dengan mengirimkan Roh
Kudus kepada para murid-Nya sebagai Sang Pengibur.Tuhan memberkati!


0 komentar:
Posting Komentar