(Lubertus Agung)
Ketika Yesus lahir
dua ribu tahun yang lalu situasinya sangat memprihatinkan. Saat itu Yesus lahir
di sebuah kandang domba yang sebenarnya
tidak layak bagi Yesus lahir ditempat seperti itu. Tempat yang tidak
representatif bagi kelahiran Yesus sebagai Putera Allah..Para gembala, domba,
Maria serta Yosep sendiri menjadi saksi nyata dan bisu atas kelahiran Yesus. Kedatangan
ketiga raja dari Timur memperkuat kebenaran bahwa Yesus sungguh lahir disebuah
kandang yang hina dan menjijikan. Situasi yang lebih memprihatinkan lagi bahwa Herodes mengancam membunuh bayi Yesus setelah
mendengar berita dari tiga raja dan tidak memberitahukan kepadanya tempat Yesus
dilahirkan. Apa yang telah terjadi saat itu tentu saja tidak bisa mengubah
fakta yang menjadi landasan kisah Natal dari zaman ke zaman. Jika Yesus lahir
dalam situasi seperti itu saat itu, apakah kelahiran Yesus membawa Hikmat? Jika direnungkan bahwa Kelahiran Yesus pada zamannya mempunyai
kehikmatan tersendiri. Kelahiran Yesus penuh hikmat tentu yang pertama kita
lihat bahwa Allah telah merencanakan demikian. Itulah kehikmatan Allah yang
melampaui pikiran dan hati manusia.
Sebab bagi Allah hal itu mungkin sedangkan bagi kita tidak mungkin dan
penuh tanda tanya. Kehadiran para gembala, domba, dan ketiga raja dari Timur
saat itu membawa hikmat tersendiri bagi
Yesus, Maria dan Yosef. Bahkan segala situasi yang ekstrimpun saat itu
ada kehikmatan tersendiri. Itu semua merupakan kehikmatan yang berasal dari
Allah. Sebab kehikmatan Allah hadir dalam segala situasi.
Peristiwa dua ribu
tahun yang lalu kita tidak mengalami dan meraskannya. Tetapi meskipun demikian
hakekat dari Natal itu akan terus kita ulang dan rayakan sampai sekarang dan
waktu yang akan datang. Kita memperingati kelahiran Yesus dengan tata cara
liturgis Gereja yang tertata dalam Tata Perayaan Ekaristi. Pertanyaannya dimanakah
letak kehikamtan Natal kita saat ini?
Kehikmatan Natal yang kita rayakan zaman sekarang terletak pada kekusukan hati kita
dalam mengiktui perayaan Ekaristi saat Natal.
Dalam kekhusukan itu hati kita bisa memandang kehadiran Allah, Allah yang
sungguh hadir secara nyata dalam diri Putera-Nya yang tunggal yang hadir dalam
rupa roti dan anggur. Karena ketika Yesus merayakan Perjamuan bersama
Murid-Nya, Ia mengatakan “Lakukanlah ini sebagai peringatan akan Aku”. Perayaan Natal sesungguhnya menjalankan amanat
Yesus ini. Situasi apapun yang kita alami dan rasakan saat ini tidak mengubah
dan bahkan menggoncangkan hikmat Allah dalam perayaan Natal, baik sekarang
maupun yang akan datang. Sedangkan persiapan dan ornamen-ornamen Natal yang
pernak pernik hanya sebagai sarana
pendukung kehikmatan jalannya perayaan Natal. Sarana itu tentu saja
penting namun yang terpenting ialah menghadirkan kembali peristiwa kelahiran
Yesus yang sesungguhnya pada dua ribu tahun silam dengan membuka hati bagi
Yesus. Karena hati kita adalah “palungan
utama” bagi Yesus untuk bisa tinggal di dalamnya.
Situasi Natal
tahun 2018 ini seiring dengan panasnya situasi politik menuju pileg dan Pilpres
April 2019. Situasi politik ini tentu membawa kehikmatan tersendiri bagi umat
kristiani yang akan merayakan Natal. Antara Natal dan politik memiliki kehikmatan
masing-,masing. Natal sungguh kita rasakan datangnya Hikmat dari Allah sendiri
yang membawa kita kepada kebahagiaan dan keselamatan yang tidak akan pudar..
Politk membawa hikmat tersendiri bagi para caleg dan paslon Pilres yang berasal
dari rakyat. Mereka yang dipilih dan menang merasa bahwa kemenangan mereka
karena rakyat dan didukung dengan dana yang tidak sedikit jumlah. Mereka harus
membeli suara rakyat dengan uang. Mereka merasa diuntungkan. Sedangkan bagi
pendukungnya dalam hari-hari yang akan datang tinggal gigit jari karena mungkin
mereka akan ditinggalkan oleh pemenang pendukungnya. Hal ini tidak berarti
menyamakan kehikamtan dari Allah dan
para caleg politik. Kita juga adalah bagian dari rotasi politik. Tetapi
hal ini kita perlu hati-hati dan waspada jangan sampai kehikmatan Natal yang
merupakan kehikmatan dari Allah sendiri cepat terambil dari diri kita karena
adanya pengaruh politik yang kuat dan
bisa memecah belah hati nurani kita oleh karena terpikat dengan
pemberian serta janji-janji muluk dari para politikus dalam momen demokrasi
tahun politik ini. Perlu diingat bahwa Hikmat dari Allah adalah free (gratis), Yesus diberikan-Nya
semata-mata untuk kita dan menyelamatkan kita. Mari kita rayakan Natal di tahun
politik ini dengan membatinkan Hikmat dari Allah karena dapat membawa kita
kepada sukacita, damai sejahtera, dan keselamatan. Merry Christmas and HNY in 2019!

0 komentar:
Posting Komentar